Sebagai bagian dari serangkaian kegiatan Bakti Sosial Kampung Emas UNY di Kapanewon Pengasih, Kulon Progo, Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UNY memprakarsai sebuah langkah inovatif dalam mengelola sampah organik dan menciptakan sumber protein ternak secara mandiri di Dukuh Serut, Kapanewon Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, Rabu 1 Mei 2024. Kegiatan ini berhasil menarik perhatian 25 peserta dari Kelompok Wanita Tani (KWT) Dukuh Serut.
Acara yang dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan termasuk Panewu Anom dan Kepala Jawatan Kemakmuran Kapanewon Pengasih, Lurah Kalurahan Pengasih, serta Dukuh, RT, dan RW di Lingkungan Padukuhan Serut, menjadi ajang penting untuk memperkenalkan konsep pengelolaan sampah organik yang holistik dengan memanfaatkan larva Black Soldier Fly (BSF) sebagai agen pengurai.
Prof. Dr. Dadan Rosana, M.Si., Dekan FMIPA UNY, menjelaskan, "Program ini bertujuan untuk memberikan pelatihan kepada KWT Dukuh Serut dalam mengembangkan sistem pengelolaan sampah organik yang efisien menggunakan Black Soldier Fly sebagai agen pengurai. Selain itu, kami juga ingin memberdayakan masyarakat dalam mengelola fase larva Black Soldier Fly yang kaya akan protein sebagai sumber pakan ternak yang berkualitas."
Dalam sambutannya, Panewu Anom Kapanewon Pengasih sangat menyambut baik program-program yang dicanangkan oleh UNY di lingkungan Kapanewon Pengasih, karena berdampak sangat baik bagi warga masyarakat. Panewu Anom Kapanewon Pengasih mengapresiasi Tim PkM FMIPA UNY yang coba merangkul KWT, karena menurut beliau, perempuan harus berdaya dan berhasil guna. Salah satu upaya yang dapat ditempuh adalah melalui keikutsertaan dalam pelatihan untuk mewujudkan kemandirian lingkungan dan ketahanan pangan, diawali dari rumah tangga.
Ir. Suhandoyo, M.S. selaku narasumber dalam kegiatan PkM ini mengenalkan konsep holistik pengelolaan sampah organik dengan Black Soldier Fly, pemanfaatan larva BSF dalam pemenuhan kebutuhan pakan ternak berkelanjutan, serta teknik pemeliharaan dan pemanfaatan BSF. Drs. Allesius Maryanto, M.Pd., salah satu anggota tim PkM, menambahkan, "Dengan mengadopsi pendekatan ini, kita tidak hanya mengurangi jumlah sampah organik yang mencemari lingkungan, tetapi juga menciptakan sumber protein ternak yang lebih berkelanjutan secara ekonomis."
Penggunaan larva Black Soldier Fly sebagai agen pengurai sampah organik telah terbukti efektif dalam mengurangi jumlah sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir. Selain itu, larva BSF yang kaya akan protein juga dapat menjadi alternatif pakan yang berkualitas untuk ternak, membantu meningkatkan produktivitas peternakan lokal. Acara ini menjadi langkah awal yang penting dalam mewujudkan keseimbangan lingkungan dan kemandirian pangan di Dukuh Serut. Dengan kolaborasi antara akademisi, pemerintah daerah, dan masyarakat, diharapkan program ini dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam menghadapi tantangan sampah organik dan ketahanan pangan.