Program Studi Tata Rias dan Kecantikan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta menggelar Proyek Akhir berupa teater tradisi dengan tema Hanoman Duta “Maha Satya di Bumi Alengka” (26/01/2019) yang sukses memukau ratusan penonton yang hadir di Taman Budaya Yogyakarta. Pertunjukkan yang ditampilkan dibawah arahan sutradara Agus Prasetiya atau lebih dikenal dengan nama panggung Leyloor.
Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, Prof. Dr. Sutrisna Wibawa, M.Pd. dalam sambutannya saat membuka acara menuturkan bahwa pagelaran ini menjadi bukti bahwa para mahasiswa telah mampu menunjukkan karyanya di depan khalayak luas. “Saya yakin proses dalam menyiapkan pagelaran megah ini akan meninggalakan kesan mendalam sehingga harapnya akan makin memotivasi para mahasiswa dalam mengembangkan karyanya terutama untuk memberikan manfaat di tengah masyarakat,” ujar Rektor Universitas Negeri Yogyakarta.
Sutrisna menambahkan bahwa cerita Hanoman melambangkan tentang sebuah tugas yang dilaksanakan dengan sesungguh hati untuk meraih keberhasilan. “Jadi, saya rasa pemilihan cerita ini juga sangat tepat dengan kondisi para mahasiswa saat ini yang sedang berjuang dalam menyelesaikan studinya dimana salah satu syaratnya adalah dengan menggelar pagelaran ini,” lanjutnya.
Dalam pagelaran ini jenis riasan disesuaikan dengan pementasan teater yang ditujukan untuk memperjelas karakter peran dan memperkuat watak tokoh sehingga tata rias yang ditampilkan adalah rias karakter atau semi fantasi yakni gabungan antara rias tradisi, rias modern dan rias karakter yang disesuaikan.
Alur pertunjukan Hanoman Duta “Maha Satya di Bumi Alengka” ini adalah mengangkat kisah pilu tentang pencarian sang Dewi Sinta, yang menghilang tanpa jejak hingga menggemparkan seluruh kerajaan Alengka. Konsidi tersebut membawa Rama Wijaya menghadapi keputusasaan, sehingga mengutus Hanoman, sang ksatria, untuk menemukan sang puteri.
Teater tradisi ini ditampilkan dengan kemasan yang berbeda karena dipadukan dengan unsur tekno namun tanpa meninggalkan semangat tradisional dan adat istiadat didalamnya.
Total ada 39 tokoh yang ditampilkan dengan riasan yang dikerjakan oleh satu mahasiswa, seperti karakter Hanoman yang digarap oleh Whinda Oktaviana dimana kostum hanoman terinspirasi oleh wayang kulit jogja yang distilisasi untuk memberikan kesan moderen tanpa menghilangkan unsur tradisional hanoman.
Pementasan ini dilangusngkan dengan sistem kompetisi untuk menentukan mana riasan yang terbaik serta favourite pilihan penonton. Juri dalam pagelaran ini antara lain Dr. Hajar Pamadi, M.A. Hons., Dra. Esti Susilarti, M.Pd., serta Dr. Iwan Darmawan. (hryo)