SABUN DARI LIMBAH PEMURNIAN MINYAK KELAPA DAN EKSTRAK PATIKAN KEBO

 SABUN DARI LIMBAH PEMURNIAN MINYAK KELAPA DAN EKSTRAK PATIKAN KEBO

Produksi minyak kelapa menghasilkan produk sampingan (blondo) yang tak dimanfaatkan lagi oleh produsen. Blondo ternyata masih memiliki kandungan minyak kelapa yang cukup banyak. Minyak kelapa sendiri berfungsi tidak hanya untuk masak namun penggunaan minyak kelapa alami digunakan untuk kulit, berbagai produk kecantikan seperti sabun, krim, dan lotion.

Berbagai peranan minyak kelapa dalam membantu merawat kulit diantaranya adalah melembabkan kulit kering, mengobati infeksi kulit, mencegah pengelupasan kulit, mencegah munculnya kulit keriput, dan bahkan mampu mengencangkan kulit. Sedangkan ampas, atau blondo merupakan salah satu sumber protein nabati yang  juga berfungsi sebagai sintesis protein. Dengan begitu fungsi utama protein akan berjalan dengan baik untuk tubuh salah satunya kulit. Kandungan protein berguna sebagai suplai nutrisi yang berfungsi melembabkan sekaligus melapisi permukaan kulit agar lebih halus dan kenyal.

Dari permasalahan tersebut memberikan ide bagi mahasiswa UNY Bhagavad Gita dari prodi Kimia, Afif Oktavia Putri Sakti (Pendidikan Fisika), dan Bagas Isdiyantara Putra (Biologi) dengan pembimbing Ratnawati, M.Sc., memanfaatkan blondo menjadi produk kesehatan kulit yaitu sebagai bahan untuk membuat sabun alami yang berasal dari bahan-bahan ramah lingkungan, aman dan juga baik untuk kesehatan kulit.

Bhagavad Gita  menjelaskan, asam lemak yang dihasilkan dari blondo dan alkali berupa Natrium hidroksida (NaOH) dengan bahan tambahan antibakteri yang berasal dari patikan kebo mampu menjadi formulasi sabun padat. Dengan metode cold process dibutuhkan waktu dua hingga empat minggu untuk melewati proses saponifikasi sehingga dihasilkan sabun padat yang siap pake.

“Penelitian meliputi pembuatan ekstraksi daun patikan kebo, kemudian membuat Sabun dari Limbah Pemurnian Minyak Kelapa, dilanjutkan dengan Uji Standarisasi sabun padat SNI : 3532:2016.  Setelah itu dilakukan uji aktivitas antibakteri dengan metode Kirby Bauer.

Gita menambahkan, dari Uji SNI yang telah dilakukan seluruh sabun memenuhi syarat pada total lemak yang diatas nilai minimum, juga memiliki nilai pada bahan tak larut dalam etanol, lemak tidak tersabunkan dan juga asam lemak bebas dibawah nilai maksimal. Sedangkan konsentrasi ekstrak daun patikan kebo yang paling optimal untuk digunakan sebagai bahan tambahan pada sabun adalah sebesar 2%. (witono)