Prestasi mobil listrik Garuda UNY mulai dilirik oleh mitra luar negeri. Prestasi terakhir yang diraihnya adalah Juara Umum, Juara 1 Kategori Skidpad dan Juara 1 Kategori Endurance pada Kejuaraan Formula Electric Student Championship (FESC) Indonesia International Motor Show (IIMS) di di Jakarta. Juga pernah menyabet Juara 1 Kategori Urban Gasoline Engine Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE) 2021 sekaligus memecahkan rekor Asia Pasifik Shell Eco Marathon. Dari sinilah KBRI Seoul Korea Selatan tertarik melakukan kerjasama dengan UNY. Kemitraan yang dijalin ini merupakan inisasi dari bidang perencanaan dan kerjasama UNY terutama bidang kerjasama luar negeri. Sebagai tindak lanjut kemitraan, UNY bersama KBRI Seoul mengadakan forum group discussion (FGD) pada Senin (6/6) secara luring dan daring.
Menurut Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerjasama UNY Prof. Siswantoyo hal ini merupakan improvisasi dan akselerasi dari beberapa peluang kerjasama. “Kami mohon dibantu untuk bermitra dengan institusi dari Korea berdasar luasnya jejaring yang dimiliki Atase Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi di Korea Selatan” kata Siswantoyo, “kami siap mengakselerasi dari berbagai bidang khususnya yang sesuai dengan wilayah kerjanya”. UNY juga menawarkan pemberian rekomendasi dan referensi untuk ditindaklanjuti karena konsepnya adalah dari UNY untuk Indonesia dan dunia. Salah satunya melalui mobil listrik UNY yang bereputasi dunia. Harapannya konsep keunggulan akademik UNY dari mobil listrik ini dapat menjadi branding dan model pengembangan kerjasama Indonesia – Korea Selatan.
Atase Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi KBRI Seoul Gogot Suharwoto, Ph.D mengatakan bahwa kerjasama ini untuk mengapresiasi tim Garuda yang tahun 2018 berhasil menjuarai perlombaan di Korea Selatan sekaligus penggalian dan pendalaman potensi yang bisa dikerjasamakan serta rancangan kedepannya. “Harapannya kita dapat membuat kegiatan bersama dengan kampus-kampus yang ada di Korea, juga kedepannya dapat belajar tentang electric dan hybrid vehicle” kata Gogot Suharwoto. Proses awalnya adalah saling mencari kecocokan dalam kemitraan dengan beberapa kampus di Korea. Menurut Gogot otoritas kampus di Korea sangat mutlak bahkan hingga jurusan atau program studi hingga pada guru besarnya. Dan jalur yang paling cepat untuk bermitra adalah professor to professor dengan orang Indonesia yang menuntut ilmu di Korea. Bahkan yang terpenting, semua kampus di Korea punya funding untuk beasiswa atau riset sehingga pendanaan bukan menjadi masalah.
Kegiatan dilanjutkan dengan diskusi intensif kedua belah pihak tentang peluang kerjasama yang memungkinkan dijalin. FGD diikuti oleh Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerjasama UNY, Dekan dan para Wakil Dekan Fakultas Teknik, Dosen Pendamping Tim Garuda UNY, mahasiswa tim Garuda UNY serta tim Pokja dan teknis bidang perencanaan dan kerjasama. Dari Korea Selatan hadir Atase Kemdikbudristek KBRI Seoul serta para anggota Asosiasi Peneliti Indonesia di Korea. (Dedy)