Kesehatan kulit menjadi hal yang penting untuk selalu diperhatikan. Kurangnya seseorang dalam menjaga kesehatan kulit dapat mengakibatkan munculnya permasalan kulit seperti luka dan jerawat. Luka dan jerawat pada kulit dapat disebabkan karena aktivitas bakteri Staphylococcus aureus. Salah satu cara efektif untuk menangani jerawat dan luka adalah menggunakan sabun. Dari banyak sabun herbal yang ada, mahasiswa Fakultas MIPA UNY menggagas pembuatan sabun herbal dengan bahan daun singkong (Manihot esculenta). Ananda Aprilia dan Annisa’ Nurrohmah dari prodi pendidikan fisika membuat sabun dari daun singkong ini karena selama ini daun singkong belum dimanfaatkan secara maksimal, hanya sebatas dibuat sayur dan lalapan. Padahal menurut Ananda Aprilia daun singkong mengandung banyak protein, beberapa mineral, vitamin B1, vitamin B2, vitamin C dan karoten. Selain itu daun Singkong juga mengandung banyak karbohidrat, lemak, zat besi, fosfor, kalsium dan air, flavonoid, saponin dan triterpenoid. “Flavonoid dan saponin diketahui memiliki aktivitas antimikroba dan antivirus, demikian juga triterpenoid yang diketahui memiliki aktivitas antivirus dan antibakteri, serta dapat mengobati kerusakan pada kulit” ungkap Ananda. Flavonoid memiliki aktivitas antibakteri dengan cara mengikat asam amino nukleofilik pada protein dan inaktivasi enzim. Senyawa saponin menyebabkan penurunan tegangan permukaan sel dan menyebabkan sel lisis. Senyawa tanin bekerja dengan cara mengikat dinding protein sehingga pembentukan dinding sel bakteri terhambat.
Annisa’ Nurrohmah menjelaskan, bahan pembuatan sabun daun singkong ini adalah daun singkong 15 gram, aquades 35 ml, minyak zaitun 75 ml, minyak kelapa sawit 50 ml, minyak goreng 50 ml dan Natrium Hidroksida (NaOH) 12,5 gram. “Sedangkan alat yang digunakan adalah batang pengaduk, penumbuk, kain bersih, sarung tangan, baskom, gelas ukur, gelas bekker, pipet tetes, timbangan analitik dan cetakan” katanya. Proses pembuatan sabun daun singkong, pertama kali pilih daun singkong yang berkualitas baik, cuci dengan air bersih lalu timbang sebanyak 15 gram. Daun singkong yang telah disiapkan ditumbuk hingga halus setelah itu disaring menggunakan kain tipis hingga diperoleh ekstrak daun singkong. Untuk mendapatkan hasil ekstrak yang lebih optimal, air perasan kembali disaring menggunakan kertas saring. Pembuatan sabun padat diawali dengan menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan, selanjutnya adalah pembuatan basis sabun, yaitu diawali dengan menuangkan zaitun sebanyak 75 ml, minyak kelapa sawit sebanyak 50 ml, dan minyak goreng sebanyak 50 ml ke dalam waskom. Melarutkan 12,5 gram NaOH ke dalam 35 ml aquades, diaduk hingga larut dan mencapai suhu ±40°C. Kemudian menuangkan larutan NaOH ke dalam minyak zaitun sedikit demi sedikit dan diaduk hingga homogen dan mengental. Bahan yang dimasukkan terakhir adalah ekstrak daun singkong. Setelah penambahan ekstrak tersebut, campuran kembali diaduk hingga homogen. Setelah semuanya tercampur masukkan ke dalam cetakan. Kemudian sabun didiamkan pada tempat tertutup dengan suhu kamar untuk memasuki masa curing dan proses saponifikasi.
Ananda Aprilia dan Annisa’ Nurrohmah dalam pembuatan sabun ini menghasilkan dua formula, dengan setiap formula memiliki perbedan masa NaOH dan konsentrasi minyak zaitun, konsentrasi minyak kelapa sawit, dan konsentrasi minyak goring. Formula pertama menggunakan massa NaOH sebesar 17,5 gram dengan konsentrasi minyak zaitun sebanyak 27,6 %, konsentrasi minyak kelapa sawit sebanyak 20,7 %, dan konsentrasi minyak goring sebanyak 20,7 %. Formula kedua menggunakan massa NaOH sebesar 12,5 gram dengan konsentrasi minyak zaitun sebanyak 34,1 %, konsentrasi minyak kelapa sawit sebanyak 22,7 %, dan konsentrasi minyak goring sebanyak 22,7 %. Sabun dengan formula 1 memiliki pH yang terlalu tinggi sehingga ketika digunakan pada kulit akan menjadi bersisik. Sabun dengan formula 2 memiliki pH yang cukup aman bagi kulit manusia dan tidak menunjukkan efek iritasi ketika digunakan. (Dedy)