Universitas Negeri Yogyakarta menyelenggarakan Festival Dalang Cilik ke-13 dalam rangka Dies Natalis ke-60 mulai hari Sabtu hingga Rabu (11-15/5) di Pendhapa Kampung Emas Krapyak IX, Margoagung, Seyegan, Sleman. Festival ini diikuti oleh 30 Dalang Cilik yang terdiri dari 15 Dalang Cilik tingkat SD dan 15 Dalang Cilik tingkat SMP, dimana 4 Dalang Cilik diantaranya merupakan Dalang Cilik Putri.
Festival Dalang Cilik dibuka oleh Rektor UNY Prof. Sumaryanto secara simbolis dengan menancapkan Wayang Werkudoro. Dalam sambutannya, Rektor mengucapkan terima kasih kepada segenap jajaran pengurus desa yang sudah membersamai UNY dalam menjalankan amanah Ngarsa Dalem Sultan Hamengkubuwono X yakni 4K yang terdiri atas Kraton, Kampus, Kampung dan Kantor harus dioptimalkan. “Seni ada diantara sembilan berkah yang ada di Kampung Emas ini” tutur Rektor. Harapannya agar sembilan berkah yang dikembangkan di Desa Margoagung yang meliputi seni berkah, kuliner berkah, mendo berkah, tahu berkah, mino berkah, olahraga berkah, sayur berkah, unggas berkah, dan yang terpenting adalah pendidikan berkah bisa berjalan dengan baik.
Menurut Ketua Pelaksana Dr. Agus Murdiyanto tujuan kegiatan ini adalah mendidik anak untuk mencintai budayanya sendiri khususnya wayang kulit dan menanamkan nilai-nilai edukasi pada generasi muda, sejalan dengan UNY sebagai Universitas LPTK yang mencetak calon pendidik dan tenaga kependidikan. “Selain itu, dengan diadakan acara ini diharapkan anak menguasai unsur-unsur dalam pewayangan agar anak semakin cerdas dalam meniti tataran kedewasaan menuju manusia yang berjiwa mulia” katanya.
Juri dalam festival Dalang Cilik ini adalah Prof. Suminto A. Sayuti dan Dr. Sukisno, M.Sn dari Fakultas Bahasa, Seni dan Budaya UNY, serta Udreka, M.Sn dari ISI Yogyakarta. Dalam festival ini ada enam kriteria yang dinilai yaitu pemilihan lakon, antawacana, cerita, sabetan, iringan, dan penyajian. Antawacana adalah percakapan pada pentas wayang yang berupa dialog, atau bahasa isyarat lainnya.
Peserta Festival Dalang Cilik ini tidak hanya berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta, tetapi berasal dari berbagai daerah seperti Surabaya, Surakarta, Klaten, Salatiga, dan Jepara. Timothy Haryo Wisanggeni Hapsoro siswa kelas 1 SSN Cemara Dua Surakarta yang berasal dari Sanggora pamor menjadi peserta Dalang putra termuda. Sementara itu Clara Acintya Yufi siswi kelas 7 SMP Negeri 2 Sukoharjo dari Padhepokan Minimalis menjadi peserta Dalang putri termuda.
Kunta Wijaya, peserta pertama yang duduk dibangku kelas 9 SMP menyatakan bahwa dirinya sudah mempersiapkan diri sejak sebulan yang lalu. Dalang Cilik dari Klaten ini juga merasa siap karena sudah mengikuti festival dalang cilik sejak kelas 5 SD dan tercatat dirinya sudah empat kali mengikuti FCD yang diselenggarakan oleh UNY. “Semoga UNY bisa terus mengadakan acara FCD, karena acara ini merupakan wadah bagi para Dalang muda” ucapnya. Kunta juga mengajak agar generasi muda juga turut aktif dalam melestarikan budaya.